KEMAKSUMAN IMAM PERSPEKTIF SYIAH IMAMIYAH

Abstract

Syi’ah awal mulanya lahir dari gerakan politik, kemudian berkembang menjadi mdzhab aqidah. Artikel ini disusun untuk mengetahui, Bagaimana teologi kemaksuman imam Syi’ah Imamiyah? Mengapa Syi’ah menyakini kemaksuman imam? Apa konsep Syiah Imamiyah serta Sunni tentang kemaksuman imam? Apa yang melatarbelakangi Syi’ah Imamiyah ? Syi’ah Imamiyah meyakini kalau umat Islam akan selalu ada seorang pemimpin opsi Tuhan, seluruhnya berjumlah dua belas berasal dari Quraisy serta Ahl al-bait. Imam Mahdi merupakan terakhirnya imam mereka. Ajaran Syi’ah yang kontraversial meliputi: rukun Islam Syi’ah. rukun iman Syi’ah, mengakui para imam merupakan ma’sum, serta menghalalkan nikah mut’ah.

Adapun tiga prinsip penafsiran yang di pegang oleh Syi’ah Imamiyah yang pertama: teori dua tingkatan ma’na al-Quran yang melampaui teori sunni, bahwa ma’na dzahir al-Quran di sisi Allah adalah dakwa kepada tauhid, kenabian, dan risalah, sedangkan ma’na bathini adalah sruan kepada wilayah dan imamah Ahlu al-bait. Kedua berkaitan dengan dokrin imamah seluruh isi al-Quran atau sebagian besarnya turun berkaitan langsung dengan imam-imam mereka. Ketiga klaim mereka bahwa al-Quran telah mengalami tahrif (penyimpangan) dan perubahan dari wahyu yang diterima Nabi Muhammad.

Adapun Syiah Imamiyah merupakan produk dari pemanasan iklim politik dimasa sahabat yang berlanjut sampai ke tabi’in yang memunculkan madz-hab-madzhab aqidah (teologi). Sehinnga ada penafsiran dan pemaha-man yang berbeda tentang al-Quran dan al-Hadits yang dapat merobah moralitas.

Perbedaan pendapat antara Ulama Sunni dan kelompok Syiah Imamiyah di-karenakan cara berfi-kir yang berbeda, oleh karena itu harus banyak dila-kukan dialog dan pelurusan aqidah, sehingga memberi kejelasan bagi umat Islam, agar tidak terjadi kebingungan dan saling menyesatkan sesama umat Islam.