AKAL DALAM PERSPEKTIF AL-GHAZALI DAN IBNU RUSYD: PENGUATAN PEMAHAMAN KEISLAMAN DAN PENEGUHAN RASIONALITAS DALAM KEHIDUPAN MODERN

Abstract

Latar belakang penelitian ini berfokus pada pemikiran Al-Ghazali dan Ibnu Rusyd mengenai akal dan wahyu dalam membentuk pemahaman keislaman yang seimbang antara rasionalitas dan spiritualitas. Dalam dunia modern yang berkembang pesat, tantangan untuk mengintegrasikan ilmu pengetahuan dan agama menjadi semakin kompleks, sehingga perlu adanya kajian yang membahas hubungan antara akal dan wahyu dari perspektif kedua pemikir besar ini. Penelitian ini bertujuan untuk menggali dan menganalisis pandangan Al-Ghazali dan Ibnu Rusyd tentang akal, rasionalitas, dan keislaman serta untuk memahami relevansinya dalam konteks kehidupan kontemporer. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan desain deskriptif analitis, yang menganalisis karya-karya Al-Ghazali dan Ibnu Rusyd melalui studi literatur dan wawancara dengan para cendekiawan. Temuan penelitian menunjukkan bahwa meskipun Al-Ghazali dan Ibnu Rusyd memiliki pendekatan yang berbeda dalam memahami hubungan antara akal dan wahyu, keduanya sepakat bahwa keduanya saling melengkapi. Al-Ghazali menekankan keterbatasan akal, sementara Ibnu Rusyd lebih menekankan pentingnya rasionalitas dalam memahami kebenaran yang terkandung dalam wahyu. Kesimpulannya, pemikiran Al-Ghazali dan Ibnu Rusyd tetap relevan dalam menghadapi tantangan dunia modern. Pemikiran mereka memberikan landasan penting bagi umat Islam untuk mengintegrasikan akal dan wahyu dalam kehidupan mereka, tanpa kehilangan identitas agama. Kontribusi penelitian ini adalah untuk memberikan wawasan lebih dalam tentang integrasi rasionalitas dan spiritualitas dalam kehidupan Islam yang lebih aplikatif di era kontemporer.