ÙÙŠ الزواج البوجيسي: بين العادة والÙقه الإسلامي (Uang Panai) نقود باناي

Yuli Yasin

Abstract


Salah satu adat Bugis yang menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakatnya adalah uang panai, yaitu uang yang diberikan calon suami kepada pihak perempuan untuk membiayai pesta pernikahan. Dalam adat ini, keluarga suami dan istri bersepakat dalam menentukan besar dan jumlah yang harus diberikan pihak calon suami. Namun, tidak jarang kedua keluarga tidak menemukan kesepakatan, yang menyebabkan gagalnya perkawinan, atau kawin lari - pada masyarakat Bugis dikenal dengan Silariang -, atau bahkan dapat menyebabkan bunuh diri salah satu dari calon mempelai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hakitat uang panai di kalangan masyarakat Bugis dan hukumnya dalam Fiqh Islam. Dengan menggunakan metodologi deskriptif, analitis dan komparatif, penelitian ini menjelaskan maksud dari uang panai dalam masyarakat Bugis dan biaya walimah dalam fiqh Islam. Di antara temuan penting dari penelitian ini: Uang Panai memiliki dasar dan padanan dalam Fiqh Islam yaitu (biaya) walimah. (Biaya) walimah atau uang panai merupakan amalan sunnah dan dilakukan oleh Rasulullah pada setiap pernikahannya. Perbedaan antara uang panai dalam masyarakat Bugis dan (biaya) walimah adalah dalam cara penentuan nilai dan besarnya, dimana dalam (biaya) walimah ditentukan berdasarkan kemampuan suami, sedangkan dalam uang panai masyarakat Bugis ditentukan berdasarkan beberapa faktor pada pihak istri (strata sosial, pendidikan, kecantikan fisik dan status finansial)


Keywords


Uang Panai, Bugis, Sulawesi Selatan, Walimah

Full Text:

PDF

References


المصادر والمراجع:

باللغة العربية:

ابن بطال، شرح صحيح البخاري، الرياض: مكتبة الرشد، ط2، 2003؛

ابن قدامة، الكاÙÙŠ ÙÙŠ Ùقه الإمام أحمد، دار الكتب العلمية، Ø·1ØŒ 1994Ø›

ابن ماجه، سنن ابن ماجه، القاهرة: دار إحياء الكتب العربة؛

أحمد بن حنبل، المسند، مؤسسة الرسالة، ط1، 2001؛

إسماعيا شندي، أحكام الوليمة ÙÙŠ الÙقه الإسلامي (دراسة مقارنة)ØŒ مجلة جامعة القدس Ø§Ù„Ù…ÙØªÙˆØ­Ø© للأبحاث والدراسات، العدد الحادي والعشرون، 2010Ø›

البخاري، صحيح البخاري، القاهرة: دار طوق النجاة، ط1، 1422؛

الخرشي، شرح مختصر خليل، بيروت: دار الÙكر؛

الطبراني، المعجم الأوسط، القاهرة: دار الحرمين؛

المرداوي، الإنصا٠ÙÙŠ Ù…Ø¹Ø±ÙØ© الراجح من Ø§Ù„Ø®Ù„Ø§ÙØŒ دار إحياء التراث العربي، Ø·2Ø›

محمد بن لواح الرقاص،أحكام Ø­ÙÙ„ الزواج ÙÙŠ الÙقه الإسلامي، مجلة الآداب، العدد التاسع عشر، يونيو 2021Ø›

باللغة الإندونيسية:

Andi Aminah Riski dkk, Uang Belanja (Uang Panaik) Dalam Perkawinan Suku Bugis Pada Masyarakat Reteh Kabupaten Indragiri Hilir, jurnal Online Mahasiswa Bidang Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Vol. 4 No. 1 Tahun 2017;

Anrian “Tinjauan Yuridis Tentang Persepsi Tingginya Uang Panai Menurut Hukum Islam Di Kabupaten Jenepontoâ€(Makassar:Skripsi Universitas Islam Negri Makassar,2017);

Fatwa MUI Provinsi Sulawesi Selatan No. 2 Tahun 2021 tentag Uang Panai;

Hajra Yansa DKK, “Uang Panai’ Dan Status Sosial Perempuan Dalam Perspektif Budaya Siri’ Pada Perkawinan Suku Bugis Makassar Sulawesi Selatan,†Jurnal Pena Vol.3 No.2;

Marini, Uang Panai dalam Tradisi Suku Bugis, Skripsi pada Program Studi Sejarah Peradaban Islam, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Raden Fatah Palembang, 2018;

Moh. Rizki Fauzi, Kedudukan Uang Panai dalam Perkawinan Adat Bugis, Skripsi pada Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, 2018;

Nur Avita, Mahar dan Uang Panaik dalam Persfektif Hukum Islam, Skripsi pada Program Studi Hukum Keluarga, Fakultas Syari’ah dan Hukum, UIN Jakarta, 2019;

Rheny Eka Lestari, “Mitos dalam Upacara Uang Panaik Masyarakat Bugis makassar†(Jember : Universitas Jember, 2016).




DOI: https://doi.org/10.21202/waratsah.v7i2.61

Refbacks

  • There are currently no refbacks.